Luas wilayah Kota Kediri adalah 63,404 km2, secara administratif terbagi menjadi tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren, dan 46 Kelurahan. Kecamatan Mojoroto dengan luas wilayah 24,6 km2 terdiri dari 14 Kelurahan, Kecamatan Kota terdiri dari 17 Kelurahan dengan luas wilayah 14,9 km2, dan Kecamatan Pesantren dengan luas wilayah 23,9 km2 terdiri dari 15 Kelurahan.
Secara rinci luas wilayah Kota Kediri berdasarkan 46 Kelurahan yang ada dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kota Kediri Menurut Kecamatan dan Kelurahan
Kode | Kecamatan/ Kelurahan | Luas (km2) | Kecamatan/ Kelurahan | Luas (km2) | Kecamatan/ Kelurahan | Luas (km2) |
Kec. Kota | 14,90 | Kec. Pesantren | 23,903 | Kec.Mojoroto | 24,601 | |
001 | Manisrenggo | 1,764 | Blabak | 3,354 | Pojok | 5,153 |
002 | Rejomulyo | 1,670 | Bawang | 3,449 | Campurejo | 1,409 |
003 | Ngronggo | 2,585 | Betet | 1,691 | Tamanan | 1,077 |
004 | Kaliombo | 0,958 | Tosaren | 1,361 | Banjarmlati | 0,954 |
005 | Kampungdalem | 0,332 | Banaran | 0,974 | Bandar Kidul | 1,299 |
006 | Setonopande | 0,383 | Ngletih | 1,237 | Lirboyo | 1,037 |
007 | Ringinanom | 0,050 | Tempurejo | 1,864 | Bandar Lor | 1,113 |
008 | Pakelan | 0,214 | Ketami | 1,894 | Mojoroto | 2,130 |
009 | Setonogedong | 0,059 | Pesantren | 1,356 | Sukorame | 4,302 |
010 | Kemasan | 0,228 | Bangsal | 1,029 | Bujel | 1,590 |
011 | Jagalan | 0,043 | Burengan | 1,283 | Ngampel | 1,468 |
012 | Banjaran | 1,209 | Tinalan | 0,926 | Gayam | 1,296 |
013 | Ngadirejo | 1,470 | Pakunden | 1,024 | Mrican | 1,109 |
014 | Dandangan | 1,100 | Singonegaran | 0,99 | Dermo | 0,657 |
015 | Balowerti | 0,830 | Jamsaren | 1,42 |
|
|
016 | Pocanan | 0,214 |
|
|
|
|
017 | Semampir | 1,791 |
|
|
|
|
Sumber : Kota Kediri Dalam Angka, 2017
Sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1 di bawah ini wilayah Kota Kediri berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Kediri, yaitu di sebelah selatan berbatasan dengan Kec. Kandat dan Kec. Ngadiluwih, sebelah timur berbatasan dengan Kec. Wates dan Kec. Gurah, sebelah barat berbatasan dengan Kec. Banyakan dan Kec. Semen, serta sebelah utara berbatasan dengan Kec. Gampengrejo dan Kec. Ngasem.
Gambar 2.1 - Peta Kota Kediri
Sumber : RTRW Kota Kediri 2011-2030
Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Kediri dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Kediri dan terletak di sebelah selatan garis katulistiwa, berada diantara 111,05 derajat-112,03 derajat Bujur Timur dan 7,45 derajat-7,55 derajat Lintang Selatan.
Kota Kediri dilalui oleh Sungai Brantas yang mengalir dari selatan ke utara sepanjang 7 Km dan membagi wilayah Kota Kediri menjadi wilayah barat dan timur. Wilayah barat sungai menjadi wilayah Kecamatan Mojoroto, sedangkan timur sungai terdiri dari Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren.
Kondisi topografi wilayah Kota kediri relatif datar, yaitu pada kemiringan antara 0 s/d 40 dan sebagian besar merupakan dataran rendah dengan kemiringan antara 0-2% seluas 5,737 Ha atau 90,49%. Mayoritas ketinggian wilayah Kota Kediri (80,17%) berada pada 63m sampai 100m dari permukaan laut yang terletak sepanjang sisi kiri dan kanan Kali Brantas. Ketinggian antara 15-40% berada di kawasan Gunung Maskumambang dengan ketinggian 300 mdpl dan Gunung Klotok 672 mdpl di bagian barat Kecamatan Mojoroto. Untuk Kecamatan Kota kondisi topografinya mayoritas berada pada kemiringan 0-2%. Untuk Kecamatan Pesantren kondisi topografi wilayah relatif datar, yaitu pada kemiringan antara 0 s/d 15% dengan ketinggian lebih kurang 67mdpl.
Secara geologi wilayah Kota Kediri terdiri atas berbagai macam jenis batuan dan tanah. Berdasarkan Geologi Lembar Kediri yang disusun oleh Departemen Pertambangan dan Energi, dinyatakan bahwa tataan stratigrafi terdapat batuan sedimen, batuan gunung api dan alluvium yang diperkirakan berumur plitosen awal hingga resen.
Sebagian wilayah Kecamatan Mojoroto yaitu Kelurahan Dermo, Mrican, Gayam, Bujel, Sukorame, Pojok, Ngampel, Mojoroto, Bandar Lor, Bandar Kidul, Banjarmlati dan Tamanan memiliki endapan alluvium yang terdiri atas elemen kerakal, kerikil, pasir lempung, lumpur, dan sisa tumbuhan. Bahannya berwarna kelabu-kuning keruh-kehitaman, mudah lepas atau gembur.
Pada wilayah Kecamatan Kota, jenis batuan yang ada adalah tuf vulkan intermedier dengan kedalaman lebih dari 25 cm dan bertekstur tanah halus. Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Pesantren, berdasarkan jenis batuannya termasuk dalam jenis batuan endapan lahar yang sebagian besar dari Gunung Kelud dan sebagian kecil dari Gunung Anjasmara dan Gunung Kawi-Butak. Endapan lahar ini melampar pada kaki gunung, lereng gunung dan lembah sungai dan diduga berupa lahar panas, lahar dingin dan lahar longsoran. Jenis batuan ini memiliki ketebalan puluhan sampai ratusan meter. Memiliki kedalaman efektif tanah lebih dari 25 cm dan bertekstur halus.
Jenis tanah di wilayah Kota Kediri adalah alluvial coklat kelabu dan mediteran. Sesuai dengan karakteristik jenis tanah tersebut, yaitu tanah alluvial, memiliki sifat fisik diantaranya memiliki daya adsorbs tinggi, permeabilitas rendah dan kepekaan erosinya besar. Disamping itu, tanah alluvial banyak dijumpai di kawasan datar (kemiringan rendah), jadi erodibilitasnya yang tinggi tidak berpengaruh pada kemungkinan terjadinya erosi. Namun karena memiliki permeabilitas rendah, maka pembangunan di atas tanah alluvial memerlukan perencanaan sistem drainase yang cermat agar tidak terjadi genangan yang dapat merugikan. Sedangkan untuk jenis tanah mediteran juga dijumpai di wilayah ini, dengan daya adsorpsi yang sedang, permeabilitas tinggi dan kepekaan erosinya besar. Tanah mediteran sesuai untuk kawasan terbangun, namun harus mencermati erodibilitasnya yang besar. Jika berada di wilayah yang memiliki sumber air cukup, tanah mediteran sesuai untuk pertanian padi, palawija, tebu, tembakau dan kapas.
Keberadaan Sungai Brantas di tengah-tengah Kota Kediri yang mengalir dari arah selatan ke arah utara, seolah-olah membelah Kota Kediri menjadi wilayah barat (Kecamatan Mojoroto) dan wilayah timur (Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren). Kota Kediri juga dilalui beberapa sungai yang mengalir menuju Sungai Brantas sebagai saluran primer. Sungai tersebut antara lain : Sungai Kresek sepanjang 5,87 km di Kecamatan Pesantren; Sungai Parang sepanjang 3 km, Sungai Kedak sepanjang 5,84 km, Sungai Ngampel sepanjang 1,38 km, dan Sungai Bruno sepanjang 1,93 km di Kecamatan Mojoroto; serta Sungai Tawang sepanjang 7,46 km di Kecamatan Kota.
Selain sungai, mata air adalah sumber air bersih yang potensial di Kota Kediri. Kecamatan Mojoroto memiliki banyak sumber mata air yaitu 7 sumber dan yang memiliki debit paling besar adalah sendang (0-60 liter/detik). Potensi ini bisa mendukung kebutuhan air bersih penduduk sehari-hari seperti masak, cuci dan mandi. Kecamatan Pesantren memiliki 14 sumber mata air dan yang memiliki debit paling besar adalah mata air Banteng (10-112liter/detik). Potensi ini sangat mendukung pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk sehari-hari seperti memasak, mencuci dan mandi. Kedalaman air sumur di kecamatan Pesantren berkisar antara 6-9 meter, yang paling dangkal (6 meter) berada pada Kelurahan Bawang, Tempurejo dan Ketami.
Rata-rata curah hujan di Kota Kediri pada periode 2014-2018 adalah 1860 mm3 dimana yang terendah pada tahun 2018 sebesar 1.474 (Tabel 2.2). Secara umum curah hujan pada tahun 2018 dengan intensitas rendah terjadi di bulan Mei, Juni dan September, bahkan pada bulan Juli, Agustus dan Oktober tidak terjadi hujan sama sekali. Berbeda halnya pada tahun 2016-2017 hujan terjadi hampir di sepanjang tahun.
Tabel 2.2 - Rata-Rata Curah Hujan dan Hari Hujan di Kota Kediri
Tahun 2014-2018
BULAN | CURAH HUJAN (mm3) | HARI HUJAN | ||||||||
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | |
Januari | 266 | 302 | 344 | 432 | 519 | 17 | 15 | 14 | 19 | 19 |
Pebruari | 222 | 344 | 369 | 321 | 302 | 14 | 15 | 17 | 17 | 17 |
Maret | 141 | 370 | 197 | 294 | 216 | 6 | 18 | 14 | 15 | 9 |
April | 215 | 176 | 256 | 247 | 210 | 10 | 8 | 10 | 12 | 7 |
Mei | 90 | 49 | 161 | 171 | 5 | 5 | 2 | 4 | 6 | 2 |
Juni | 58 | 21 | 147 | 62 | 18 | 5 | 0 | 8 | 3 | 1 |
Juli | 6 | 0 | 72 | 46 | 0 | 1 | 0 | 3 | 2 | 0 |
Agustus | 2 | 3 | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | 0 | 0 |
September | 0 | 0 | 161 | 9 | 1 | 0 | 0 | 5 | 1 | 0 |
Oktober | 0 | 12 | 136 | 19 | 0 | 0 | 1 | 9 | 2 | 0 |
November | 220 | 154 | 302 | 303 | 115 | 10 | 7 | 16 | 14 | 6 |
Desember | 290 | 275 | 245 | 315 | 88 | 13 | 12 | 14 | 11 | 8 |
Total Setahun | 1.510 | 1.706 | 2391 | 2.219 | 1.474 | 82 | 78 | 115 | 102 | 69 |
Sumber : Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri
Penggunaan Lahan di Kota Kediri didominasi oleh lahan terbangun. Namun demikian perkembangan lahan terbangun belum tersebar secara merata. Dominasi penggunaan lahan kepadatan tinggi adalah Kecamatan Kota, dengan 63% penggunaan lahan di Kecamatan Kota dimanfaatkan untuk perkantoran, perdagangan jasa, industri, pemukiman dan wisata kota, sedangkan sisanya untuk persawahan, fasilitas umum dan sosial serta lahan kosong. Sedangkan penggunaan lahan untuk Kecamatan Mojoroto sebesar 67,48% dimanfaatkan untuk persawahan, tanah kosong dan hutan, dan 32,52% digunakan untuk pendidikan, industri rumah tangga, industri, pariwisata dan pertanian serta pemukiman kepadatan sedang dan rendah. Untuk Kecamatan Pesantren, dominasi penggunaan lahannya sama dengan Kecamatan Mojoroto sebesar 58,81%, selebihnya dimanfaatkan untuk perkantoran, industri, industri rumah tangga, permukiman kepadatan sedang dan rendah serta pertanian.
Gambar 2.2 – Penggunaan Lahan di Kota Kediri
Sumber : RTRW Kota Kediri 2011-2030