
Kediri, koranmemo.com - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sering menyerang ketika musim hujan, jumlah kasusnya sudah mulai menurun pada pertengahan bulan Mei ini. Hal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kediri, Hendik Suprianto mengatakan, hingga pertengahan Bulan Mei ini ada sembilan kasus. Ini menandakan sudah mulai ada tanda penurunan dibanding bulan sebelumnya. Sebelumnya, sejak bulan Januari hingga April rata-rata ada 30 kasus DBD setiap bulannya.
“Untuk tahun ini tidak ada pasien yang meninggal dunia akibat terserang penyakit DBD, begitu juga dengan tahun 2021 lalu,” ujarnya, Kamis (19/5).
Ia menambahkan, secara total pada tahun 2020 lalu ada 160 kasus dengan pasien meninggal dunia berjumlah satu orang. Untuk tahun 2021 jumlah itu menurun menjadi 121 kasus tanpa ada pasien yang meninggal dunia. Sedangkan untuk tahun ini hingga pertengahan Bulan Mei, secara total ada 66 kasus DBD dan belum ditemukan pasien meninggal dunia.
Bulan Januari hingga Maret merupakan periode yang paling banyak dijumpai kasus DBD. Hal itu seiring dengan intensitas hujan yang sedang tinggi.
Terkait penyakit DBD, Dinas Kesehatan Kota Kediri telah mengambil langkah untuk mengedukasi dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk yang ada di sekitarnya. Seperti yang diketahui, DBD sendiri disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti yang suka bertelur pada air yang bersih.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih memperhatikan kebersihan lingkungannya, terutama di rumahnya sendiri, baik halaman rumah maupun dalam rumah. Tempat - tempat yang dapat menampung air harus diperhatikan, kaleng atau plastik yang tidak digunakan lagi sebaiknya diamankan agar tidak menampung air dan menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Masyarakat juga diimbau untuk memperhatikan dan membersihkan bak mandinya secara rutin, karena itu juga berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Menurutnya, menggunakan bak mandi yang terbuat dari plastik atau timba juga bisa menjadi alternatif, karena lebih mudah untuk dikuras dan dibersihkan.
Ia berpesan, akan lebih baik melakukan langkah-langkah tersebut sebagai antisipasi daripada sampai mengobati karena terjangkit DBD. "Lebih baik mencegah daripada mengobati," ujarnya.