Belum Ditemukan Kasus Penyakit Mulut dan Kuku di Kota Kediri, Masyarakat Diminta Ikut Memantau

Kediri Dalam Berita | 12/05/2022

Tribun kediri

 
TRIBUNJATIM.COM/DIDIK MASHUDI
 
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri melakukan pemantauan dan pencegahan penyakit kuku dan mulut (PMK) di pasar hewan Kota Kediri, Rabu (11/5/2022). 
 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Didik Mashudi

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Personel Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri melakukan pemantauan dan pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK) di  semua pasar hewan, Rabu (11/5/2022).

Dari hasil pemantauan petugas belum ditemukan gejala wabah PMK di Kota Kediri. PMK merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak sapi, kambing, domba, babi dan kerbau dengan tingkat penularan mencapai 91 hingga 100 persen dengan kerugian ekonomi yang sangat tinggi.

Tanda klinis PMK di antaranya, demam tinggi antara 39-41 derajat celsius, keluar lendir berlebihan dari mulut, luka seperti sariawan pada mulut dan lidah, hilang nafsu makan, pincang, luka pada kaki hingga lepas kuku, serta produksi susu menurun drastis.

Kegiatan pemantauan dilangsungkan guna mengidentifikasi dan sosialisasi kemunculan penyakit yang mencuat kembali sejak 5 Mei 2022. 

“Penyakit kuku dan mulut bukan hal yang baru, dulu pernah ada penyakit ini. Indonesia dinyatakan bebas PMK sejak tahun 1986 dan sekarang muncul kembali,” jelas Ridwan, Kepala DKPP Kota Kediri.

DKPP Kota Kediri telah membuat edaran untuk masyarakat melalui surat resmi yang dikirimkan kepada setiap kelurahan.

Selain itu telah menjadwalkan pemantauan di pasar hewan se-Kota Kediri dan di wilayah kantong-kantong ternak Kota Kediri, seperti di Kecamatan Pesantren.

“Berdasarkan hasil sidak yang kami lakukan, sampai saat ini Kota Kediri bebas PMK. Namun kita tidak boleh lengah dan harus dipantau terus jangan sampai PMK ini membawa dampak buruk bagi masyarakat,” ungkapnya.

Ridwan mengimbau masyarakat agar tidak panik, pasalnya penyakit ini tidak menular ke manusia, tetapi ke sesama hewan.

iri, Rabu (11/5/2022). 
 

“Jangan panik, kalau ada gejala-gejala yang timbul segera laporkan ke DKPP Kota Kediri,” jelasnya.

Saat ini pemicu munculnya kembali PMK masih diteliti tenaga Medik Veteriner.

Penyakit ini pertama kali ditemukan setelah dinyatakan bersih sejak 36 tahun silam pada seekor kambing. 

Baca juga: Mentan Lihat Langsung Kondisi Hewan Terserang PMK di Gresik, Ada Sapi Lemas dan Keluarkan Lendir

“Gejala klinis PMK pada kambing tidak kelihatan tapi sebenarnya dia membawa virus. Lain halnya pada sapi, jadi pada kambing akan lebih sulit dideteksi,” ujarnya. 

Kepada masyarakat agar mewaspadai PMK, karena sapi merupakan komoditas ternak hewani yang memiliki potensi ekonomi sangat tinggi.

Sehingga apabila terinfeksi PMK dapat berefek terhadap harga daging, sektor ekonomi hotel dan restoran, serta penurunan produksi susu hingga 70 persen