Keberadaan hama wereng batang coklat mulai meresahkan. Populasinya kini marak ditemui disejumlah sawah para petani di Kota Kediri. Seperti yang dijumpai di tanaman padi para petani yang ada di Kelurahan Ngampel dan Gayam, hasil monitor dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri pada Senin (28/6) lalu.
Menyikapi hal tersebut, Selasa, (29/6) DKPP bersama para petani yang tergabung dalam 2 kelompok tani kelurahan Ngampel dan 1 kelompok tani kelurahan Gayam, melakukan aksi gerakan pengendalian (GERDAL) dengan menggunakan agen hayati.
"Dari temuan yang kita dapati, meski tidak banyak tapi tetap harus diwaspadai. Saat ini kami bersama para petani hendak melakukan pengendalian dengan memanfaatkan agen hayati untuk mengendalikan populasi dari wereng batang coklat ini" ungkap Mohamad Ridwan, Kepala DKPP Kota Kediri, Selasa, (29/6).
Agensia Hayati merupakan suatu program dari kementrian pertanian. Hal ini berkenaan dengan kelestarian lingkungan hidup. "Sekitar pada tahun 70-an dan 80-an pestisida kimia ini digunakan secara besar-besaran karena dinilai efektif mengatasi hama, namun efek samping yang ditimbulkan kepada lingkungan ini jadi tidak baik," terang Ridwan.
"Harusnya hama-hama itu punya musuh alami, seperti wereng punya musuh alami berupa laba-laba, lady bug tapi karena adanya pestisida kimia, musuh alami dari hama ini juga ikut mati, akibatnya susun rantai makanan juga terganggu," imbuh Ridwan.
Buntut dari kerusakan lingkungan ini membuat Pemerintah akhirnya mulai kembali menggalakkan pertanian berkelanjutan dan dibudidayakan secara sehat menuju ke pertanian organik. Salah satu upayanya adalah dengan menggunakan pestisida alami atau dikenal dengan agensia hayati. "Sebisa mungkin kita minimalisir penggunaan pestisida kimia," tandas Ridwan.
Sementara itu, Ita Sachariani, Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, DKPP Kota Kediri menjelaskan tentang penanganan menggunakan agensia hayati ini dengan memanfaatkan peran dari musuh alami hama yang berupa mahkluk hidup juga.
"Pestisida dengan agen hayati ini memanfaatkan organisme dan mikro organisme seperti bakteri, virus yang membantu mengendalikan hama-hama yang membahayakan tanaman sehingga menimbulkan kerusakan pada tanaman," terang Ita, Selasa, (29/6).
Adapun jenis agen hayati yang digunakan pada gerakan pengendalian yang dilakukan di hamparan padi di Kelurahan Ngampel dan Kelurahan Gayam adalah menggunakan organisme jamur. "Kami gunakan jamur jenis Beauveria dan Metarhizium ada total 7 botol yang kami bawa untuk bisa digunakan oleh petani," tandasnya.
Sementara itu, Laila Isti Kasi Perlindungan Tanaman DKPP Kota Kediri menjelaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan monitoring dan pembinaan kepada para petani. "Karena petani ini adalah ujung tombak dari pertanian di Kota Kediri, maka tidak henti-hentinya kami memberikan sosialisasi dan pengetahuan bagi para petani," ungkap Laila, Selasa, (29/6).
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya secara rutin melalui para penyuluh tanaman setempat, setiap minggunya aktif melakukan monitoring pada persawahan mulai Senin hingga Jum'at. "Senin-Selasa kita diwilayah Kecamatan Mojoroto, Rabu di Kecamatan Kota, dan Kamis-Jum'at di Kecamatan Pesantren," pungkasnya.