Memiliki rumah yang layak huni dan nyaman adalah impian semua orang, tidak terkecuali Mbah Girah warga RT 24 RW 07 Kelurahan Sukorame. Perempuan berusia 60-an tahun tersebut kini bisa tenang menghadapi masa tua. Pasalnya Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar akan membedah rumah Mbah Girah melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Langkah tersebut sekaligus respon cepat Wali Kota Kediri menanggapi aduan dari masyarakat yang masuk melalui akun pribadinya. Nampak raut bahagia dari wajah Mbah Girah saat Wali Kota Kediri berkunjung ke rumahnya, Jumat (21/5).
Dalam kunjungannya, Wali Kota Kediri didampingi Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP), Kepala Dinas Sosial, Camat Mojoroto, Lurah Sukorame serta Ketua RT dan Ketua RW setempat. Wali Kota Kediri mengatakan mendapat informasi terkait rumah Mbah Girah dari media sosial. Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Kediri sekaligus menghimbau dan mengajak masyarakat untuk saling peduli dan melapor ke pemerintah daerah apabila mengetahui ada warga yang membutuhkan bantuan.
Wali Kota Kediri meninjau rumah Mbah Girah karena menindaklanjuti aduan dari media sosial. Waktu itu Wali Kota Kediri mengetahui kalau rumah Mbah Girah ini butuh bantuan dari Direct Message (DM) di Instagram. “Alhamdulillah memang kita lihat Mbah Girahnya sehat wal afiat tapi rumahnya ini memprihatinkan. Jadi atapnya sudah rusak, kayunya rapuh dan rawan roboh. Saya di sini sekaligus ingin mengingatkan bahwa jika ada warga kita yang memang membutuhkan, masyarakat bisa saling membantu dan bisa dilaporkan kepada pemerintah daerah. Kita akan cek semua aduan,” ujarnya.
Wali Kota Kediri menambahkan, sesuai rencana rumah Mbah Girah akan mulai dibedah bulan Juni mendatang dan diperkirakan akan selesai 1,5 bulan. Lebih lanjut Wali Kota Kediri mengatakan pemerintah daerah bisa memberikan bantuan RTLH untuk rumah yang memang milik pribadi bukan tanah sewaan atau kontrak. “InshaAllah nanti rumahnya dibangun dan direhab bulan Juni dan kita akan bedah kurang lebih 1,5 bulan nanti. Semoga setelah dibedah nanti rumah Mbah Girah menjadi rumah yang sehat, walaupun kecil yang penting sehat, aman, kita atur agar memiliki sirkulasi udara yang bagus. Namun pemerintah daerah hanya bisa membantu rumah yang memang miliknya bukan kontrak. Nanti jika ada hal-hal seperti itu akan kita carikan jalan keluar dan bekerjasama dengan berbagai pihak,” ungkapnya.
Sementara itu, dari penuturan Mbah Girah diketahui bahwa rumah peninggalan almarhum suaminya tersebut sudah ditinggalinya selama puluhan tahun dan belum pernah direnovasi sama sekali. Mbah Girah hidup seorang diri dan merupakan penerima manfaat Asistensi Lanjut Usia (Aslut). Mbah Girah bersyukur karena mendapat bantuan bedah rumah dari Pemerintah Kota Kediri. “Rumah ini sudah puluhan tahun belum pernah dibangun, ya seperti ini kondisinya. Kondisi rumah kalau hujan sudah seperti kolam. Kalau terang baru saya keruk. Alhamdulillah terima kasih banyak Pak Wali karena dapat bantuan bedah rumah dari Pemerintah Kota Kediri. Pikiran saya sekarang adem, tentram,” katanya.