Kota Kediri menjadi salah satu daerah kota/kabupaten yang menerapkan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), sehingga berhasil meraih penghargaan dalam STBM Award yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pada hari ini, Jumat (20/11) penghargaan tersebut diserahkan oleh Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar kepada 3 orang pemenang yaitu Suminarto Lurah Tempurejo sebagai Lurah Terbaik, M.Fatoni dari Kelurahan Ngampel sebagai Duta Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kota Kediri, dan Natural Leader Kelurahan Ngampel, dan Tina Sri Wahyuni sebagai Sanitarian terbaik dari Puskesmas Perawatan Ngletih, yang bertempat di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dalam sambutannya mengatakan bahwa penghargaan ini ibaratnya sebagai bonus, sebenarnya yang harus terus dilakukan yaitu membuat program, dan terus mengedukasi masyarakat agar mereka memahami cara hidup sehat dan akan menerapkan di kehidupannya sehari-hari.
Lebih lanjut Wali Kota Kediri mengungkapkan bahwa di dalam penilaian STBM ini ada 5 pilar atau indikator yang harus dipenuhi yaitu stop buang air sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah serta pengelolaan limbah cair rumah tangga. Untuk pilar pertama yaitu stop buang air sembarangan, di Kota Kediri sudah tidak ada dan semoga masyarakat sudah teredukasi dengan baik agar tidak buang air sembarangan. Kemudian pilar kedua cuci tangan pakai sabun harus terus digencarkan dan masyarakat harus selalu diberikan edukasi mengingat Covid-19 masih ada. Karena mencuci tangan dengan sabun lebih baik dan efektif daripada memakai handsanitizer. “Kemudian pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah serta limbah cair rumah tangga mungkin kedepan bisa dikerjakan melalui Prodamas. Yang tahun lalu sudah berjalan, dan besok prodamas jumlahnya lebih besar. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa nanti kalau diresapkan kemana-mana mata air di bawah tanah menjadi tidak bagus. Mumpung di Kota Kediri masih bagus airnya. Saya minta kepada camat, lurah, petugas puskesmas untuk selalu mendorong gerakan ini agar gerakan ini ada keberlanjutannya dan tidak hanya sampai disini saja,” tambahnya.
Sementara itu, dr. Fauzan Adima Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri juga menyampaikan bahwa STBM Award ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan. Jadi masing-masing kabupaten/kota itu mengusulkan kelurahan yang layak mendapatkan STBM ini. Dinas Kesehatan menilai dari 46 kelurahan di Kota Kediri, kemudian mengusulkan salah satu kelurahan terbaik yang telah menerapkan 5 pilar tersebut kepada Kementerian Kesehatan dan salah salah satu kelurahan di Kota Kediri mendapat penghargaan sebagai Lurah Terbaik dalam STBM Award 2020. Jadi se-Indonesia ada sekitar 12 kepala desa/kepala kelurahan yang mendapatkan penghargaan. Lalu juga ada Natural Leader yaitu kader kesehatan lingkungan yang Dinas Kesehatan usulkan kepada Kementerian Kesehatan bersamaan dengan lurah terbaik dan juga berhasil mendapatkan penghargaan tersebut.
"STBM ini merupakan pengakuan dalam keberhasilan daerah dalam upaya mengubah perilaku hidup sehat masyarakat dan tidak ada lagi praktek buang air besar sembarangan. Mudah-mudahan ini menjadi penyemangat dan tetap berkelanjutan sehingga Kota Kediri lingkungannya tetap sehat dan masyarakatnya akan tetap sehat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Dalam acara ini juga dilakukan penyerahan piala penghargaan Lomba Cuci Tangan Pakai Sabun dalam rangka Hari Cuci Tangan Sedunia diberikan kepada 9 puskesmas di Kota Kediri yaitu juara pertama Puskesmas Kota Wilayah Utara, juara kedua Puskesmas Pesantren 2 dan juara ketiga Puskesmas Campurejo.
Hadir pula dalam acara ini, Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri, dan para penerima penghargaan.