Pemerintah Kota Kediri melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri menyalurkan 5000 liter air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan di lima RT yang ada di Kelurahan Pojok. Hal ini dilakukan untuk merespon aduan masyarakat mengenai krisis air akibat dampak kemarau panjang.
Wakil Walikota Kediri Lilik muhibbah didampingi Lurah Pojok, Direktur PDAM dan perwakilan dari BPBD mendatangi warga di RT 24 untuk melihat secara langsung proses pendistribusian bantuan air bersih, Selasa (19/11). Ditemui dalam kegiatan tersebut Ning Lik mengatakan bantuan air bersih merupakan bentuk penanggulangan bencana kekeringan yang akan dilakukan setiap hari sesuai kebutuhan. "Mudah-mudahan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan," harap Ning Lik.
Lebih lanjut Direktur PDAM Gatot Supriyono mengatakan, diukur secara geolistrik oleh PDAM, kedalaman air tanah dikawasan tersebut berkisar hingga 150 meter. "Dari segi PDAM seharusnya semua warga bisa dialiri air PDAM. Konsekuensinya ya bayar tapi dengan tarif yang minimalis seperti di Rusunawa. Kita sudah di Jarakan kemarin alhamdulillah sama Pak Wali dikasih satu sumur di belakang BNN dan kita juga sudah operasional untuk wilayah Jarakan," jelasnya.
Menurut Lurah Pojok, Erly Maya Muryati mengatakan krisis air bersih di kawasan tersebut sudah terjadi di tahun sebelumnya. Namun warga bisa mengatasinya secara swadaya dan baru tahun ini ada laporan ke Pemerintah Daerah.
Untuk diketahui, ada 85 Kepala Keluarga di RT 24 yang terdampak kekeringan. Terkait bantuan air bersih dari PDAM, proses pendistribusian sudah dilakukan sejak tanggal 29 Oktober 2019 di empat RT sebelumnya. (ncy/sk)
Pemerintah Kota Kediri melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri menyalurkan 5000 liter air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan di lima RT yang ada di Kelurahan Pojok. Hal ini dilakukan untuk merespon aduan masyarakat mengenai krisis air akibat dampak kemarau panjang.
Wakil Walikota Kediri Lilik muhibbah didampingi Lurah Pojok, Direktur PDAM dan perwakilan dari BPBD mendatangi warga di RT 24 untuk melihat secara langsung proses pendistribusian bantuan air bersih, Selasa (19/11). Ditemui dalam kegiatan tersebut Ning Lik mengatakan bantuan air bersih merupakan bentuk penanggulangan bencana kekeringan yang akan dilakukan setiap hari sesuai kebutuhan. "Mudah-mudahan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan," harap Ning Lik.
Lebih lanjut Direktur PDAM Gatot Supriyono mengatakan, diukur secara geolistrik oleh PDAM, kedalaman air tanah dikawasan tersebut berkisar hingga 150 meter. "Dari segi PDAM seharusnya semua warga bisa dialiri air PDAM. Konsekuensinya ya bayar tapi dengan tarif yang minimalis seperti di Rusunawa. Kita sudah di Jarakan kemarin alhamdulillah sama Pak Wali dikasih satu sumur di belakang BNN dan kita juga sudah operasional untuk wilayah Jarakan," jelasnya.
Menurut Lurah Pojok, Erly Maya Muryati mengatakan krisis air bersih di kawasan tersebut sudah terjadi di tahun sebelumnya. Namun warga bisa mengatasinya secara swadaya dan baru tahun ini ada laporan ke Pemerintah Daerah.
Untuk diketahui, ada 85 Kepala Keluarga di RT 24 yang terdampak kekeringan. Terkait bantuan air bersih dari PDAM, proses pendistribusian sudah dilakukan sejak tanggal 29 Oktober 2019 di empat RT sebelumnya. (ncy/sk)