Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Sebagai penyakit menular TBC menjadi pembunuh yang paling mematikan di dunia. Berdasarkan Global TB Report tahun 2023 Indonesia menepati urutan kedua dengan jumlah beban kasus TBC terbanyak di dunia setelah India, diikuti oleh China. Dengan jumlah kasus TBC diperkirakan sebanyak 1.060.000 kasus dan 134.000 kematian akibat TBC per tahun di Indonesia. Dimana terdapat 17 orang meninggal setiap jam nya.
Pj Wali Kota Kediri Zanariah mengungkapkan dalam rangka program Eliminasi TBC tahun 2030, Pemerintah Kota Kediri melakukan beberapa langkah strategis untuk mencapai penemuan kasus TBC sebanyak-banyaknya. Tentunya, agar dapat diobati secara tuntas sampai sembuh untuk menghindari penularan pada lingkungan di sekitar penderita. Apabila seorang penderita TBC tidak diobati, maka dalam setahun dia bisa menularkan TBC pada 10-15 orang di sekitarnya. Penanganan TBC ini memerlukan sinergitas berbagai pihak. Baik pemerintah, masyarakat, akademisi, dan media yang berkomitmen bersama untuk melawan TBC. “Kami di jajaran Pemerintah Kota Kediri serius untuk menangani kasus TBC ini. Saya ingin TBC ini benar-benar tuntas. Dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak untuk mencapai Kota Kediri bebas dari TBC,” ujarnya, Minggu (9/6).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Muhammad Fajri Mubasysyir menambahkan beberapa program kegiatan telah dilakukan. Diantaranya meningkatkan penemuan kasus TBC sebanyak-banyaknya baik secara pasif maupun aktif serta melakukan pengobatan dengan berjejaring atau bekerjasama dengan fasilitas kesehatan di Kota Kediri. Baik Puskesmas, rumah sakit, klinik pemerintah maupun swasta juga tempat praktek mandiri dokter. “Kegiatan penemuan kasus TBC di antaranya dengan melakukan investigasi kontak pada 15-20 orang di lingkungan penderita TBC. Dengan melibatkan petugas kesehatan, kader kesehatan dan TNI/Polri,” imbuhnya.
Untuk meningkatkan kapasitas serta kemampuan petugas kesehatan dan kader dalam upaya pencegahan dan pengendalian TBC, Dinas Kesehatan juga mengadakan Workshop Tata Laksana Penanganan TBC. Hal ini terbukti bisa meningkatkan capaian program TBC di Kota Kediri. Berdasar Sistem Informasi Tuberkolosis (SITB) online yang diakses pada tanggal 8 Juni 2014 dimana tahun 2023 Kota Kediri mencapai persentase angka notifikasi kasus TBC terbesar di Jawa Timur, yakni sebesar 1.897 kasus atau 161% dari target sebesar 1.219 kasus. Demikian juga untuk kasus TBC Anak, di Kota Kediri ditemukan sebanyak 354 kasus atau 358% dari target 99 kasus anak. “Harapannya dengan ditemukan kasus sebanyak-banyaknya dan diobati sehingga pasien akan sembuh sehat lagi dan tidak menularkan ke orang lain, keluarga atau kontak erat juga diberikan obat pencegahan agar tidak sampai tertular TBC,” pungkasnya.