Era revolusi industri 4.0 membuka peluang terjadinya perubahan yang sangat besar, tiba-tiba, dan mengejutkan. Salah satunya ekonomi kreatif yang mendominasi dan mewarnai situasi disrupsi saat ini. Hal ini sekaligus membuka peluang dan kesempatan bagi anak-anak muda untuk menunjukkan inovasi dan kreativitas mereka dalam sebuah karya. Hal tersebut dikatakan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Sabtu (18/12).
Sebagai kepala daerah, ia akan terus mendorong ekonomi kreatif untuk maju karena peluangnya sangat besar. “Kalau kita lihat perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia melajunya sangat pesat dan anak-anak di Kota Kediri juga tidak ketinggalan, mereka juga bisa bikin film. Masalahnya adalah mereka harus menaikkan kapasitasnya. Pemda di sini sebagai jembatan, kita match kan mereka mau seperti apa,” jelasnya.
Wali Kota Kediri menambahkan, Pemerintah Kota Kediri melalui Disbudparpora siap mewadahi dan memfasilitasi dengan mengadakan workshop dan mentoring secara sustainable agar skill pegiat ekonomi kreatif semakin terasah. “Kita hadirkan narasumber yang memang kompeten sehingga anak-anak muda bisa ‘ngangsu kaweruh’. Kalau nantinya mereka berhasil akhirnya juga menjadi kebanggaan untuk warga Kota Kediri dan bisa membranding Kota Kediri,” tuturnya.
Wali Kota Kediri yakin ekonomi kreatif memiliki potensi besar dan memiliki pengaruh dalam sektor perekonomian. Upaya menggerakkan ekonomi kreatif di Kota Kediri sudah dilakukannya sejak dua tahun lalu dengan menggandeng semua pihak. Salah satunya melalui forum diskusi yang melibatkan para pelaku ekonomi kreatif yang diadakan di Warung Upnormal, Rabu (15/12).
Dalam dialog dengan pegiat ekonomi kreatif tersebut, Wali Kota Kediri menyampaikan harapan agar para sineas dari Kota Kediri mampu memanfaatkan peluang saat ini menjadi pundi ekonomi. “Saat ini kita berada pada zaman yang unpredictable, eranya disrupsi. Saya berharap teman-teman di sini bisa mengisi ruang yang masih longgar dalam industri kreatif. Pelajari semuanya, algoritmanya dipelajari karena kalau tidak belajar kita akan tertinggal,” harapnya.
Wali Kota Kediri sekaligus mengingatkan pentingnya sinergi dan kolaborasi untuk menguasai ekonomi kreatif. “Sekarang saya lihat semuanya adalah networking, bekerjasama, berkolaborasi. Manfaatkan jejaring karena kalau kita sendiri power kita kurang,” tambahnya.
Sementara itu, Dwijo U. Maksum Sutradara, Sastrawan, dan Jurnalis yang menjadi narasumber dalam diskusi tersebut mengatakan Kebutuhan skill dan pencapaian karya bisa dilakukan dengan konsep on going proses. Menurutnya, yang terpenting dalam upaya memajukan film di tingkat lokal adalah terkait dasar dan tujuan. Dwijo U. Maksum melanjutkan, sineas Kota Kediri harus mampu membangun kesadaran untuk membagun riset dan memperlakukan data menjadi basis awal sebuah skenario film. “Kita tidak bisa menceritakan seperti apa Kota Kediri tanpa mengerti betul apa yang terjadi di sini di masa lalu,” ujarnya.
Terkait tantangan dan peluang ekonomi kreatif ke depan, Dwijo U. Maksum mengatakan tidak ada tantangan, namun peluangnya justru semakin besar. Banyaknya platform digital diharapkan dapat diisi dan dimanfaatkan para pegiat ekonomi kreatif di Kota Kediri. “Tergantung kita bisa membangun klaster di dalamnya atau tidak. Semua sudah tersedia, platform ada semua. Tidak usah sibuk bikin bioskop sudah ada platform YouTube, Netflik, dll. Itu adalah sebuah kesempatan besar,” terangnya.
Diskusi tersebut dihadiri sineas muda Kota Kediri yang tergabung dalam beberapa komunitas dan rumah produksi.